Sabtu, Mac 10, 2007

VIDEOTRON DJARUM DI JOGJA


Model dari dunia Advertising di Indonesia yang sedang berkembang adalah Videotron. Videotron adalah sebuah televisi besar berukuran 2 X 4 meter. Layar videotron terbuat dari sekian banyak susunan lampu-lampu LED atau dalam bahasa Inggrisnya Light Emitting Diode. Dan memiliki warna yang sangat banyak sehingga gambar yang dihasilkan seperti gambar yang sering kita lihat di Televisi. Ada pula yang hanya monocolor yaitu seperti yang ada di running teks tugu PLN yang tepat berhadapan dengan videotron di kompleks taman parkir Abu Bakar Ali Malioboro Jogja.

Videotron merupakan salah satu model atau bentuk iklan outdoor yang cukup mahal dibandingkan dengan iklan outdoor yang lain. Videotron yang ada di Jogja ini menampilkan segala macam produk dari djarum, seperti ; Djarum Super, Djarum Black, LA light dan Djarum 76, Djarum Coklat. Ditampilkan pula tentang proses pembuatan dari mulai pemetikan cengkeh, tembakau, proses pengolahan dan pembuatan. Selain itu ditampilkan pula tentang Yogyakarta, walaupun hanya sekilas baik tentang keanekaragaman budaya dan keramahtamahan manusianya yang sangat terkenal itu.

Mungkin model iklan seperti ini boleh dikatakan sebagai sebuah pendekatan produsen untuk lebih memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen akan lebih mengenal tentang produknya dan menjadi lebih percaya karena mengetaui tentang produknya tersebut secara lebih detail. Apalagi iklan rokok, seperti yang kita semua tahu jam tayangnya ditelevi sangat dibatasi yaitu jam 22.00 WIB keatas. Padahal industri rokok menduduki posisi yang cukup penting karena Pemerintah sangat berkepentingan dengan industri rokok, yang merupakan kontributor pajak terbesar. Disamping itu industri rokok juga menciptakan lapangan kerja yang sangat besar, baik secara langsung ataupun tidak. Tetapi di sisi lain pemerintah juga berkepentingan untuk mengerem konsumsi rokok demi alasan kesehatan. Tekanan dunia internasional (WHO) dan masyarakat anti nikotin/tembakau juga merupakan masalah yang dihadapi produsen rokok.

Kembali pada videotron, cara beriklan seperti ini pun mempunyai kelebihan. Produsen bisa menampilkan produknya hanya dalam satu tempat, tidak seperti billboard yang hanya satu produk. Selain itu juga lebih menarik karena merupakan sebuah moel yang baru, penempatanya pun cukup strategis ditengah persimpangan lampu merah pusat kota. Adapun kekuranganya durasi yang lama dalam satu produk padahal lampu merah menyala yang merupakan tanda berhenti hanya sekitar 30 detik (karena target merupakan pengguna jalan) sehingga kurang mengena. Juga frame dari videotron yang polos kurang memberikan rasa ketertarikan dan kurang memberikan informasi iklan yang cukup jelas karena videotron tidak menyala 24 jam. Di luar kurang dan lebihnya ini merupakan sebuah terobosan yang akan memajukan dunia advertising di Indonesia.

0 komentar: